Friday, December 9, 2011

Indonesia Tuan Rumah Lomba Penelitian Remaja Internasional

Indonesia bakal menjadi tuan rumah lomba Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Dunia ke-17 atau 17th International Conference of Young Scientists (ICYS) yang diikuti pelajar dari 19 negara. Pada ICYS yang dilaksanakan di Bali pada 12-17 April nanti ini, Indonesia menargetkan juara umum. Saya menaruh keyakinan karena ini di kandang sendiri. Mudah-mudahan cita-cita kita tercapai menjadi juara umum. -- Suyanto Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional Suyanto mengatakan, pada ajang ICYS di Polandia tahun lalu Indonesia berhasil menjadi juara umum. Saya menaruh keyakinan karena ini di kandang sendiri. Mudah-mudahan cita-cita kita tercapai menjadi juara umum, kata Suyanto saat pelepasan peserta ICYS di Jakarta, Kamis (8/5/2010). Pada penyelenggaraan di Pszcyna, Polandia, itu Indonesia berhasil meraih prestasi gemilang menduduki peringkat pertama dan menjadi juara umum. Indonesia meraih enam medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Disusul Belanda di peringkat kedua dengan tiga medali emas, satu perak, dan dua perunggu. Adapun peringkat ketiga diraih Amerika Serikat dengan tiga medali emas, Rusia di peringkat keempat, serta Polandia di peringkat kelima dengan perolehan masing-masing dua emas. ICYS merupakan lomba penelitian ilmiah remaja bergengsi tingkat dunia di bidang Ilmu Fisika, Matematika, Komputer, dan Ekologi. Kompetisi ilmuwan remaja dari berbagai negara ini dimaksudkan untuk menggali potensi peneliti muda yang kelak dapat berperan dalam mengembangkan keilmuan untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh umat manusia di dunia. Lomba ini diadakan setiap tahun di Eropa dengan negara peserta dari daratan benua Amerika dan Asia. Untuk pertama kalinya, ICYS digelar di Asia dan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah. Pada ajang ICYS kali ini, Indonesia mengirimkan sebanyak 12 siswa SMA terpilih dari seluruh Indonesia. Mereka adalah Dita Nurtjahya (SMAN 1 Sungailiat, Kepulauan Bangka Belitung); Dwiky Rendra Graha Subekti (SMA Theresiana 1 Semarang); Florencia Vanya Vaniara (SMA Santa Laurencia Serpong); Muhammad Kautsar (SMAN 6 Yogyakarta); Andreas Widi Purnomo (SMA Santa Laurensia Serpong); Miftah Yama Fauzan (SMAN 1 Sidoarjo); Fauqiah Tambunan (SMA Mutiara Bunda Bandung); Rizal Panji Islami (SMAN 3 Bandung); Ilham Naharudiansyah (SMA Lab School, Kebayoran Jakarta); Sonny Lazuardi N (SMAN 5 Bandung); Aria Dhanang Dewangga (SMAN 5 Bandung); serta Oki Novendra (SMAN 1 Bogor).

Friday, October 28, 2011

WWF dan International Rhino Foundation (IRF) mengkonfirmasi kepunahan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus annamiticus) di Vietnam.



WWF dan International Rhino Foundation (IRF) mengkonfirmasi kepunahan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus annamiticus) di Vietnam.


   
 
Analisa genetis dari 22 sampel kotoran yang dikumpulkan oleh Taman Nasional Cat Tien dan Tim Survey pada 2009 – 2010 mengkonfirmasi bahwa semua sampel berasal dari satu badak yang ditemukan mati di taman nasional tersebut pada April 2010, tak lama setelah survey berakhir. Hasil temuan tersebut, yang dipresentasikan dalam laporan WWF terbaru, ditenggarai sebab kematian tersebut adalah perburuan liar karena ditemukan peluru di kaki badak serta cula yang hilang.

Temuan tragis tersebut diperoleh setelah survey tahun 2004 yang dilakukan oleh Queen’s University, Canada, menyebutkan setidaknya dua ekor badak hidup di taman nasional tersebut.

“Badak Jawa terakhir di Vietnam telah punah,” jelas Tran Thi Minh Hien, Direktur WWF-Vietnam. “Hal ini sangat menyakitkan karena biarpun investasi yang ditanamkan untuk penyelamatan populasi badak di Vietnam signifikan, upaya konservasi yang dilakukan tetap gagal. Vietnam telah kehilangan bagian dari warisan alam tak ternilainya.

Spesies badak diyakini telah punah dari benua Asia sampai seekor badak diburu di daerah Cat Tien pada 1988, yang mengarah pada penemuan populasi kecil di daerah tersebut. Sejak pertengahan 1990, sejumlah organisasi terlibat dalam upaya konservasi populasi badak Jawa tersisa di Taman Nasional Cat Tien, namun laporan WWF menggaris bawahi upaya perlindungan yang tidak efektif oleh taman nasional sebagai penyebab kepunahan. Ketidakefektifan ini adalah masalah yang umum terjadi di mayoritas kawasan lindung di Vietnam dan mengancam kelangsungan hidup spesies lainnya.

Perburuan illegal sebagai bagian dari jaringan perdagangan satwa menyebabkan terisolir dan terbaginya populasi berbagai spesies di Vietnam. Harimau, Gajah Asia dan spesies endemik Vietnam seperti Saola, Tonkin snub nosed monkey dan buaya Siam berada diambang kepunahan.

“Tragedi kepunahan badak Jawa di Vietnam merupakan bukti dari krisis kepunahan yang sedang terjadi,” jelas Nick Cox, Manajer Program Spesies WWF di kawasan Mekong. “Satu-satunya upaya untuk melindungi spesies langka di Vietnam adalah melalui perlindungan habitat dan perlawanan keras terhadap perburuan dan perdagangan liar badak Jawa—sayangnya upaya tersebut tidak cukup kuat untuk menyelamatkan badak Jawa di Vietnam dan apabila kondisi ini terus berlanjut akan diikuti oleh kepunahan banyak spesies lain di negara tersebut. Kawasan lindung di Vietnam membutuhkan lebih banyak petugas patrol lapangan yang ditunjang oleh pelatihan, pengawasan dan sistem kerja yang memiliki akuntabilitas tinggi.”

WWF mengakui bahwa berkurangnya habitat memegang peranan penting dalam tragedi kepunahan badak di Vietnam dan mengingatkan bahwa lemahnya penegakan hukum, manajemen kawasan konservasi yang tidak efektif, perambahan dan pengembangan infrastruktur di sekitar kawasan konservasi hanya akan menambah tekanan pada populasi spesies yang telah terancam.

“Upaya reintroduksi badak di Vietnam secara ekonomi dan praktik tidak memungkinkan. Badak telah hilang dari Vietnam selamanya,” ujar Christy Williams, Koordinator Program Gajah dan Badak Asia WWF.

Saat ini diyakini hanya ada satu populasi badak Jawa di dunia, dengan kurang dari 50 individu badak, yaitu populasi di Taman Nasional Ujung Kulon. Spesies ini berstatus sangat terancam terutama dengan ada peningkatan permintaan cula badak untuk obat-obatan tradisional sehingga perlindungan dan upaya peningkatan populasi badak di Indonesia harus menjadi prioritas utama.

“Kepunahan badak Jawa di Vietnam mengakibatkan hilangnya opsi penting dalam penyelamatan spesies ini seperti opsi perkawinan silang antara sub spesies vietnam dan sub spesies di Ujung Kulon yang dapat memperkaya kualitas genetika spesies badak Jawa,” seperti diungkapkan Adhi Hariadi, Project Leader Program Ujung Kulon WWF-Indonesia. Dengan punahnya badak Jawa di Vietnam, maka jaminan keberlangsungan hidup spesies ini hanya ada pada badak Jawa di Indonesia, sehingga upaya penyelamatan badak Jawa di Indonesia harus dilakukan dengan peningkatan efektivitas dan inovasi upaya pelestarian. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pembentukan habitat kedua di luar Taman Nasional Ujung Kulon.

“Upaya pembentukan populasi kedua di luar Ujung Kulon perlu segera direalisasikan mengingat perlu adanya 'cadangan' populasi untuk mencegah punahnya badak jawa di Indonesia akibat bencana alam ataupun ancaman penyakit,” lanjut Adhi.

Hal senada juga disampaikan oleh Susie Ellis dari International Rhino Foundation, “Tragedi kepunahan ini menjadikan upaya kita di Indonesia menjadi semakin krusial. Kita harus mengupayakan agar apa yang terjadi di Vietnam tidak terulang di Indonesia.”


Thursday, October 27, 2011

Zoo Market: Belanja Murah Meriah di 'Kebun Binatang'

Zoo Market: Belanja Murah Meriah di 'Kebun Binatang'

Dari namanya, mungkin orang terpikir pasar ini menjual hewan peliharaan. Tapi salah besar, salah satu pasar yang paling terkenal di Beijing, Cina tersebut dipenuhi oleh berbagai barang fashion dengan harga miring.

Ketika bicara tentang tempat belanja di Cina, yang paling populer disebut di antara turis biasanya Wang Fu Jing street atau Silk Market. Kebetulan beberapa waktu lalu saya punya waktu dua minggu untuk menjelajahi Beijing.Nah menurut local shopper, Zoo Market ini adalah tempat berburu mereka.

Zoo Market terletak di area Xizhimen, Beijing. Jika memilih naik subway, pastikan Anda memilih line 4 dan turun di pemberhentian Beijing Zoo (exit D/southwest exit). Cina mematok harga tiket subway flat RMB 2 untuk ke tujuan manapun. Pasar yang juga populer sebagai pusat grosir ini terletak persis di area seberang Kebun Binatang Beijing atau Beijing Zoo. Karena itu tak heran pasar yang umumnya didominasi item fashion tersebut dinamakan Zoo Market.

Siapa saja yang baru pertamakali berusaha menemukan Beijing Zoo pasti akan kebingungan. Begitu juga saya. Karena begitu kita keluar dari exit D, tidak ada 'penampakan' pasar atau sesuatu yang terlihat seperti pasar. Yang akan Anda lihat adalah gedung dan terminal bus.

Jangan menyerah, karena ternyata di dalam deretan gedung-gedung itulah Zoo Market berada. Salah satu spot yang paling populer adalah pasar yang terletak di bawah tanah. Setelah keluar dari exit, Anda harus terus berjalan hingga ujung trotoar ke arah flyover, lalu seperti menemukan terowongan ke bawah, masuklah ke dalam situ, lalu… voila! Disitulah terletak Zoo Market yang terkenal. Setelah mengunjungi pasar yang terletak di bawah tanah ini, jangan lupa juga untuk tetap menjelajahi gedung-gedung di sebelahnya (jika budget masih tersedia tentunya :)). Banyak dari barang yang dijual, berbeda antara beberapa market tersebut.

Hampir benda fashion apa saja bisa ditemukan di sini. Barang-barang yang dijual di pusat belanja populer seperti Wang Fu Jing, Silk Market, atau Xidan, konon juga berasal dari sini. Untuk yang mencari souvenir tentu ini bukan tempat yang tepat, karena umumnya pasar-pasar ini menawarkan benda fashion. Anda tak akan menemukan banyak turis di sini karena pasar ini umumnya lebih banyak diketahui warga lokal.

Jaket berkualitas bagus bisa Anda dapatkan mulai RMB 60 sedangkan atasan kaus atau blus mulai RMB 20. Tentu saja harga berbanding lurus dengan kualitas. Makin mahal, kualitas biasanya makin bagus. Sepatu-sepatu yang banyak dijual di butik-butik ITC di Jakarta seharga Rp 175-Rp 200 ribu bisa Anda dapatkan mulai dari RMB 50-RMB 80. Untuk pembelian dalam jumlah besar atau grosir, harga bisa lebih murah lagi.

Salah satu jaket etnik Cina yang saya incar di Wang Fu Jing sebagai hadiah untuk ibu saya temukan di sini dengan harga RMB 50. Sedangkan di Wang Fu Jing, si pedagang membuka harga mulai dari RMB 400 sebelum ditawar.

Nah, karena harganya murah umumnya pedagang di sini enggan untuk melakukan tawar menawar terlalu jauh. Banyak toko bahkan sudah memajang harga pas alias fixed price. Jangan terlalu memaksa menawar. Selain memang harga tersebut sudah cukup rendah, para penjual juga seringkali cepat kesal dan marah pada Anda.

Untuk komunikasi, umumnya pedagang di Zoo Market tidak bisa berbahasa Inggris karena tempat ini bukan tujuan umum para turis. Seperti biasa, kalkulator atau handphone akan dijadikan alat untuk melakukan tawar menawar atau memberi informasi harga. Tentunya tak banyak yang bisa Anda tanyakan seputar barang tersebut ke si pedagang karena keterbatasan komunikasi. Jika memiliki teman yang bisa berbahasa Cina sebaiknya ajak dia untuk mempermudah komunikasi.

Para penggila sepatu, bisa menuju gedung yang berada persis di sebelah basement market arah ke subway. Di lantai basement gedung ini, terdapat banyak sekali penjual sepatu dengan harga mulai dari RMB 20. Sepatu yang berkualitas bagus bisa didapat dengan harga RMB 50 ke atas.

Berbeda dengan Silk Market yang didominasi oleh barang tiruan brand ternama, Zoo Market lebih banyak menawarkan benda fashion tanpa merek. Rata-rata baju yang dijual di Zoo Market sering kita temui di beberapa butik di Jakarta atau di berbagai ITC.

Jika berniat datang ke pasar ini siapkan waktu yang cukup panjang, kalau perlu seharian. Selain areanya yang luas, banyak lorong-lorong dan lantai yang bisa di explore ketika mengunjungi area ini. Tak hanya pasar yang berada di bawah tanah, gedung-gedung di sebelahnya sampai ke gedung yang berada di atas terminal bus juga diisi oleh toko-toko yang menawarkan aneka pakaian, sepatu, tas, sampai lingerie.

Walau umumnya didominasi pakaian untuk wanita, tetapi pakaian anak dan laki-laki juga tersedia di berbagai toko di area ini. Pasar yang dikenal sebagai pusat grosir ini buka sejak jam 7 pagi hari sampai sekitar jam 4 sore. Beberapa restoran fastfood juga terdapat di sekitarnya untuk mengisi perut usai belanja.

Karena tempatnya yang cukup sempit, maka adegan desak-desakan pasti terjadi. Jangan lupa untuk tetap berhati-hati dengan barang bawaan karena copet juga populer berkeliaran di pasar-pasar yang sesak. Anak kecil mungkin tak terlalu merasa nyaman berkeliling di pasar-pasar ini. Jika Anda datang sekeluarga, tak ada salahnya membiarkan anak dan pasangan menikmati indahnya Beijing Zoo sementara Anda sibuk menjelajah Zoo Market and everybody's happy!